wave phase difference

Perbedaan fasa dua buah gelombang dapat disebabkan oleh perbedaan panjang lintasan yang ditempuh [1] dan sebagai tambahan bila terdapat pemantulan dengan kondisi tertentu [2].

wave#

Solusi persamaan gelombang dapat berbentuk

(1)y(x,t)=Asin(kxωt+φ)=Asin(ωtkx+ϕ)

yang menggambarkan gelombang secara matematika, dengan A amplitudo, ω frekuensi sudut, t waktu, k bilangan gelombang, x posisi, dan φ fasa serta ϕ fasa awal yang dapat dipilih. Bentuk pada baris kedua lebih dipilih untuk saat ini karena pada fasor digunakan ωt+ϕ, sehingga kx dapat diserap ke dalam ϕ dengan lebih mudah.

distance#

Pada sebuah gelombang yang merambat perbedaan fasa antara dua titik bergantung pada jarak antar dua titik tersebut sebagaimana diberikan pada gambar berikut.

 
image/svg+xml Δx ωt1 ωt1 + ϕ ωt2 ωt2 + ϕ v v
Gambar 1. Sebuah gelombang pada dua buah waktu berbeda t1 dan t2 dan dua buah titik yang terpisahkan dengan jarak Δx.

Dua buah titik yang diambil sebagai contoh pada Gambar 1 memiliki jarak pisah Δx, yang terlihat dari gambar bernilai 34λ, berlaku baik pada waktu t1 maupun t2>t1. Jarak pisah ini dapat diperoleh dari bentuk fungsi sinusoidal yang berbeda fasa 32π

(2)(ωt)(ωtϕ)=32πϕ=kΔx=2πλΔx=32πΔx=34λ.

Di sini telah diperoleh bagaimana peran beda panjang lintasan yang ditempuh gelombang memberikan beda fasa. Gelombang pada posisi kedua menempuh lintasan lebih panjang sebesar 34λ dibanding dengan gelombang pada posisi pertama.

double slit#

Pada peristiwa interferensi cahaya oleh dua celah sempit, dikatakan bahwa kedua celah merupakan sumber cahaya monokromatik dan koheren. Monokromatik artinya memiliki panjang gelombang tunggal dan koheren artinya memiliki fasa yang sama. Sebelum kedua celah diletakkan sebuah sumber cahaya yang merupakan sumber monokromatik, kemudian posisi sumber harus diatur sedemikian rupa sehingga panjang lintasan yang ditempuh masing-masing berkas sama panjang. Ilustrasi posisi sumber yang masih umum diberikan pada gambar berikut ini.

 
image/svg+xml S1 S2 S0 x1 x2 x0 x0 𝛿x θ = 0 P
Gambar 2. Sumber S0 dan kedua celah sebagai sumber S1 dan S2.

Perhatikan bahwa sumber S1 berbeda fasa dengan sumber asalnya S0 sebesar kx0, sedangkan S1 berbeda fasa dengan sumber asalnya S0 sebesar kx0+kδx. Untuk membuat sumber S1 dan S2 menjadi sumber yang koheren perlu dibuat agar kδx=0 dengan δx=0, bila tidak maka sumber S2 dan S1 memiliki beda fasa ϕ=kδx, yang tidak diinginkan karena bukan merupakan dua sumber yang koheren.

Pada titik P pada layar dengan posisi vertikal y=0 atau posisi angular θ=0 seharusnya terjadi interferensi maksimum yang memenuhi

(3)dsinθ=mλ

untuk m=0. Di sini d adalah jarak antar kedua celah sempit. Kondisi pada Persamaan (3) akan menjadi interferensi maksimum untuk m=0 bila kedua sumber S1 dan S2 merupakan dua buah sumber yang koheren.

reflection#

Refleksi dapat pula menyebakan perbedaan fasa antara gelombang datang dan gelombang pantul pada posisi tepat sebelum bidang pantul dan tepat sesudah bidang pantul sehingga perbedaan jarak antara kedua titik dapat diabaikan dan tidak menyebabkan beda fasa akibat perbedaan panjang lintasan yang ditempuh. Terdapat dua kasus pemantulan yaitu kasus pertama cahaya datang dari medium 1 dengan kerapatan lebih tinggi ke medium 2 dengan kerapatan lebih rendah atau n1>n2 dan kasus kedua cahaya datang dari medium 1 dengan kerapatan lebih rendah ke medium 2 dengan kerapatan lebih tinggi atau n1<n2.

 
image/svg+xml ωt ωtkΔx1 n1 n2 Δx1 Δx1 ωt ωt ωt + kΔx1 Δx2 ωt + k2Δx2 θ1 θ1 θ2
Gambar 3. Cahaya datang dari medium 1 dengan kerapatan lebih tinggi ke medium 2 dengan kerapatan lebih rendah atau n1>n2.

Saat cahaya datang dari medium dengan kerapatan lebih tinggi dan dipantulkan pada batas medium dengan medium berikutnya memiliki kerapatan lebih rendah, antar gelombang pantul dan gelombang datang tidak terdapat beda fasa. Hal in diilustasikan pada Gambar 3 dengan titik di mana panah merah (gelombang datan) dan panah biru (gelombang pantul) bertemu.

 
image/svg+xml + π + π ωt ωtkΔx1 n1 n2 Δx1 Δx1 ωt ωt ωt + kΔx1 Δx2 ωt + k2Δx2 θ1 θ1 θ2
Gambar 4. Cahaya datang dari medium 1 dengan kerapatan lebih rendah ke medium 2 dengan kerapatan lebih tinggi atau n1<n2.

Saat cahaya datang dari medium dengan kerapatan lebih rendah dan dipantulkan pada batas medium dengan medium berikutnya memiliki kerapatan lebih tinggi, antar gelombang pantul dan gelombang datang terdapat beda fasa sebesar π. Hal in diilustasikan pada Gambar 4 dengan titik di mana panah merah (gelombang datan) dan panah biru (gelombang pantul) bertemu.

refraction#

Pembiasan tidak menyebabkan perubahan fasa baik untuk kasus pertama n1>n2 ataupun untuk kasus kedua n1<n2. Ilustrasi keduanya telah dititipkan pada Gambar 3 dan 4. Saat terjadi pembiasan panjang gelombang dalam medium akan memenuhi hubungan [3]

(4)λ0=n1λ1=n2λ2,

dengan λ0 adalah panjang gelombang cahaya di vakum dengan n0=1.

notes#

  1. t.b.a.
  2. t.b.a.
  3. Wikipedia contributors, “Refractive index”, Wikipedia, The Free Encyclopedia, 15 March 2022, 07:57 UTC, url https://en.wikipedia.org/w/index.php?oldid=1077240310 [20220404].
Cite as: viridi, "wave phase difference", bugx, 4 Apr 2022, url https://dudung.github.io/bugx/0033 [20221011].